Senin, 21 November 2016

FUNGSI PERUSAHAAN


Diposkan pada Hari Selasa, 22 November 2016
Oleh: Diana


2.1 Pengertian Perusahaan dan Bisnis 
Perusahaan adalah bussiness establishment of commercial house, yaitu lembaga bisnis atau badan komersial. Sementara itu, banyak pakar ekonomi, baik dari luar negeri maupun dari Indonesia sendiri yang mengajukan pendapat mengenai pengertian perusahaan. Berikut ini adalah beberapa pengertian perusahaan menurut para ahli.
Definisi perusahaan menurut Basu Swastha D.H. dan Ibu Sukotjo W, perusahaan adalah suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinasikan sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.
Menurut Murti Sumarni dan John Soeprihanto, perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk meperoleh keuntungan dan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.[1]
Sedangkan Pengertian bisnis menurut Skinner (1992), bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Pada dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai “ the buying and selling of goods and service”. Sedangkan perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam pertukaran barang, jasa, atau uang untuk menghasilkan keuntungan.
Definisi bisnis menurut Raymond E. Glos et al (1976), bisnis adalah jumlah keseluruhan kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri, menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Secara sederhana, bisnis adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang terorganisasi dalam mencari laba melalui penyediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.[2] Kegiatan bisnis meliputi semua aspek kegiatan untuk menyalurkan barang dan jasa melalui saluran produktif, dari membeli bahan baku (bahan mentah) sampai dengan penjualan barang jadi. Pada pokoknya, kegiatan bisnis memiliki cakupan yaitu perdagangan, pengangkutan, penyimpanan, pembelanjaan, dan pemberian informasi.
2.2 Fungsi Perusahaan atau Manajemen Perusahaan
Seperti yang telah kami jelaskan diatas perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Berdirinya perusahaan akan menimbulkan kegiatan yang akan dilakukan perusahaan untuk menunjang keberhasilan operasional. Adapun fungsi perusahaan atau lebih umum disebut manajemen perusahaan dibagi menjadi 5, yaitu: 
1.    Fungsi Personalia
a.       Pengertian Personalia
Organisasi merupakan wahana untuk mencapai tujuan. Agar supaya pencapaian tujuan ini dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan fungsi-fungsi. Pengertian fungsi adalah tugas-tugas yang dapat dengan segera dibedakan dengan tugas-tugas yang lain. Sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut, diperlukan personalia-personalia yang diberi wewenang, tanggung jawab dan pertanggungjawaban. Istilah personalia, personel atau kepegawaiaan mengandung arti keseluruhan orang-orang yang berkerja pada suatu organisasi. Dengan demikian manajemen personalia adalah manajemen yang menitikberatkan perhatiannya kepada soal-soal pegawai atau personalia di dalam suatu organisasi. Untuk lebih lengkapnya manajemen personalia itu dapat dirumuskan sebagai berikut: “Manajemen Personalia adalah seni dan ilmu memeperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secara berdaya guna dan berhasil dan adanya kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
b.      Jenis- jenis Personalia
1)      Tenaga Eksekutif adalah yang mempunyai dua tugas pokok ialah mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen : merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan , mengkoordinir dan mengawasi.
2)      Tenaga Operatif adalah merupakan tenaga terampil, yang menguasai bidang pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik.
c.       Pembagian Kerja Fungsi Personalia dan Lingkup manajemen Personalia
Dalam perusahaan kecil fungsi personalia dilaksanakan langsung oleh pucuk pimpinan, jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja, seperti penempatan, pelatihan, pendidikan, mutasi dan promosi, kompensasi dan pemberhentian langsung menjadi tanggung jawab pucuk pimpinan. Pada perusahaan besar sebagian dari aktivitas fungsi personalia didelegasi kepada masing-masing manajer termasuk kepada kepala departemen (bagian atau seksi) personalia. Pembagian kerja akan fungsi personalia, tidak berarti bahwa segala masalah telah dapat diatasi. Bertambah besarnya perusahaan dan semakin kompleksnya aktivitas perusahaan bukan saja menambah kesibukan fungsi pokok. Tetapi pula fungsi personalia. Dibentuknya unit personalia tidak berarti bahwa segala aktivitas mengenai fungsi personalia hanya dikerjakan oleh unit personalia.
Unit Personalia tidak sama statusnya misalnya dengan Unit Produksi atau Unit Pemasaran, sebab Unit Personalia merupakan sebuah “services departement” (bagian pembantu). Unit personalia, berstatus sebagai tenaga staff, ia sering disebit “a specialized staff”. Sebagai “a specialized staff” maka unit personalia, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Terbatas dalam pemberian nasihat dan bantuan dan tidak mempunyai kekuasaan terhadap elemen-elemen lain di didalam organisasi.
2)      Nasihat dan bantuan yang diberikan ditujukan kepada seluruh bagian.
3)      memberikan nasihat dan bantuan khusus di bidang personalia.
Pada umumnya yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan mengenai tugas-tugas personalia ada tiga yaitu:
1)      Procuring (memperoleh tenaga kerja), meliputi :
a)      membuat anggaran tenaga kerja.
b)      menarik tenaga kerja.
c)      membuat job analysis, job description, dan job specification.
d)      menetapkan dan menghubungi sumber-sumber tenaga kerja.
e)      mengadakan seleksi terhadap calon tenaga kerja.
2)      Developing (memajukan atau mengembangkan tenaga kerja), meliputi :
a)      melatih dan mendidik tenaga kerja.
b)      mempromiosikan dan memindahkan tenaga kerja.
c)      mengadakan penilaian kecakapan tenaga kerja.
3)      Mantaining (memanfaatkan tenaga kerja), meliputi :
a)      memberhentikan tenaga kerja.
b)      memensiunkan tenaga kerja.
c)      memberi kompensasi.
d)      mengurus kesejagteraan pegawai termasuk pembayaran upah, perumahan, rekreasi, pengobatan dan lain sebagainya.
2.    Fungsi Pemasaran
a.       Pengertian Pemasaran
Pemasaran (marketing)  adalah suatu aktifitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ada melalui penciptaan proses pertukaran yang saling menguntungkan. Aktifitas pemasaran tersebut antara lain : perencanaan produk, kebijakan harga, melakukan promosi, distribusi, penjualan, pelayananan, membuat strategi pemasaran, riset pemasaran, system informasi pemasaran dan lain-lain yang terkait dengan pemasaran. Difinisi lain dari pemasaran adalah  sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untukmerencanakan , menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Adapun konsep pemasaran itu sendiri adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.[3] Dalam konsep pemasaran tersebut terdapat tiga elemen pokok, yaitu:
1)      Orientasi konsumen yang meliputi ;
-          Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
-          Memilih kelompok pembeli yang menjadi sasaran penjualan.
-          Menentukan produk dan program pemasarannya.
-          Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.
2)      Volume penjualan yang menguntungkan
Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memberikan kepuasan tersebut perusahaan dapat menyediakan atau menjual barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.
3)      Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan
Artinya setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang dikoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan perusahaan maka ketiga elemen tersebut harus dilaksanakan secara efektif dan efisien.
b.      Fungsi Pokok Pemasaran
1)      Penjualan
merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk menutup ongkos-ongkos dengan harapan bisa mendapat laba.
2)      Pembelian
bertujuan memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual atau untuk digunakan dalam perusahaan dengan harga, pelayanan dari penjualan dan kualitas produk tertentu.
3)      Pengangkutan
merupakan fungsi pemindahan barang-barang dari tempat barang dihasilkan ke tempat barang dikonsumsikan.
4)      Penyimpanan
merupakan fungsi menyimpan barang-barang pada saat barang selesai diproduksi sampai pada saat barang dikonsumsikan.
5)      Pembelanjaan
adalah fungsi mendapatkan modal dari sumber ekstern guna menyelenggarakan kegiatan pemasaran.
6)      Penanggungan resiko
adalah fungsi menghindari dan mengurangi resiko yang berkaitan dengan pemasaran barang. Tiap-tiap perusahaan menghadapi bermacam-macam resiko:
- resiko yang timbul dari alam
- resiko yang ditimbulkan oleh manusia
- resiko yang ditimbulkan dari pasar
7)  Standarisasi dan Grading
Standarisasi adalan penentuan batas-batas dasar dalam bentuk spesifikasi barang-barang hasil manufaktur , kadang-kadang disebut normalisasi, misalnya :
- ukuran jumlah (rim untuk kertas)
- ukuran kapasitas (lt)
- ukuran fisik (4r untuk ban motor)
8)  Pengumpulan Informasi Pasar
adalah pengumpulan dan penafsiran keterang-ket erangan tentang macam barang yang beredar di pasar, jumlahnya, macam barang yang dibutuhkan konsumen, harganya dan lain-lain.
c.       Tahapan Pemasaran
1)      Pemasaran Swadaya (Entrepreneuriel marketing)
Ketika perusahaan masih kecil dan baru berdiri, dimana jumlah produk yang dijual tidak begitu banyak dan pengusaha baru belajar, maka pemasaran dilakukan dari individu ke individu, dari pintu ke pintu, toko ke toko, serta memasarkan sendiri-sendiri.
2)      Pemasaran Terformulasi (Formulated Marketing)
Ketika perusahaan mulai naik daun atau sukses dan berkembang, diperlukan pemasaran yang terformulasikan. Ada departemen pemasaran, pemasangan iklan, sales force, marketing research dan lain-lain.
3)      Pemasaran Total (Interpreneurial Marketing)
Ketika sudah menerapkan pemasaran terformulasi, maka muncul kesulitan dalam memformulasikan pemasaraan, mencari laporan riset pemasaran, mencoba hubungan baik dengan dealer dan pesan-pesan iklan. Perusahaan kehabisan kreativitas, dan berkeinginan bergerilya seperti dulu lagi. Manager produk dan merk perlu keluar dari kantor dan mulai hidup dengan pelanggan dan menunjukkan cara baru menambah nilai dalam hidup pelanggannya.
d.      Tujuan Pemasaran
1)      Memaksimumkan Konsumsi
Anggapan dasar dan tujuan memaksimumkan konsumsi mi adalah bahwa semakin banyak konsumen membeli dan memakai suatu produk akan lebih baik karena konsumsi yang maksimum pada akhirnya akan menciptakan produksi, kesempatan kerja, dan kesejahteraan masyarakat secara umum.
2)      Memaksimumkan Kepuasan Konsumen
Kepuasan adalah tingkat proses seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dia rasakan dengan harapannya. Pada umumnya kalau kinerja/ hasil dibawah harapan konsumen akan kecewa atau merasa tidak puas. Kalau kinerja/hasil sama dengan apa yang diharapkannya konsumen puas, dan kalau di atas harapannya maka konsumen akan merasa sangat puas.
3)      Memaksimumkan Pilihan
Sistem pemasaran juga dipercaya akan menyebabkan timbulnya beranekaragam produk, baik itu produk dan satu produsen, maupun produk dan para pesaing. Dengan adanya beraneka ragam produk maka konsumen atau pembeli memiliki kekuatan adu tawar (bargaining power) yang lebih tinggi. Konsumen berhak memilih produk mana yang ia sukai sesuai dengan keinginan dan daya beli masing-masing.
4)      Memaksimumkan Kualitas Hidup
Tujuan pemasaran yang meningkatkan kualitas hidup merupakan tujuan yang bernilai bagi sistem pemasaran. Dengan adanya sistem pemasaran, kualitas, persediaan, dan harga barang akan lebih berkembang yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan atau kualitas hidup masyarakat.
3.    Fungsi Produksi
a.       Pengertian Produksi
Produksi adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia. Proses produksi Yaitu cara, metode atau teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang/jasa dengan menggunakan factor-faktor produksi yang ada.[4]
Pada masa sekarang ini semakin banyak barang atau jasa yang dijual-belikan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Barang dan jasa tersebut dapat dibeli dalam jumlah, kualitas, model, ukuran yang beraneka ragam. Usaha ini dilaksanakan melalui system produksi , dengan mengubah factor-faktor produksi yang terjadi sehingga menjadi barang atau jasa. Tanpa adanya perencanaan yang masak maka kemungkinan akan terjadi penyimpangan dalam proses produksi perusahaan, baik dalam kualitas, model, kuantitas maupun ketepatan waktu penerimaan barang/jasa. Perencanaan produksi juga berguna untuk membandingkan antara rencana dengan kenyataannya, sehingga apabila terjadi penyimpangan, maka akan segera dapat dilakukan tindakan koreksi sebelum produk/jasa dikeluarkan dari pabrik.[5]
Adapun perencanaan atau manajemen produksi Adalah kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Untuk mengatur ini perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang atau jasa yang akan dihasilakan sesuai dengan direncanakan.
b.      Proses Produksi
Menurut sifat Proses Produksi, pengolahan produk dapat dibedakan atas :
1)      Proses ekstratif
Disini produksi mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Proses ini terdapat dalam industri produksi dasar.
2)      Proses Fabrikasi (Proses Pengubahan)
Yaitu suatu proses pengolahan bahan mentah  menjadi barang jadi dalam bentuk yang lain.
3)      Proses Analitik
Proses ini memisahkan suatu bahan menjadi beberapa macam bahan yang mirip dengan bentuk aslinya.
4)      Proses Sintetik
Adalah suatu proses pengkombinasian beberapa bahan kedalam satu bentuk produk dan produk akhir akan sangat berbeda dengan bentuk aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia.
5)      Proses Perakitan
Poses yg dilakukan dengan cara menggabungkan komponen-komponen sehingga menjadi produk akhir dan produk akhir tersebut terdiri dari komponen yang saling berhubungan.
c.       Jenis-jenis Proses Produksi
1)      Proses Produksi terus-menerus ( Continuous Process )
Jenis proses ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah yang besar. Contoh : industri pupuk , semen, makanan dalam kaleng, minuman dalam botol.
2)      Proses Produksi terputus-putus
Jenis proses ini biasanya digunakan untuk melayani pesanan yang bisa berbeda-beda dalam hal jumlah kualitas, disain maupun harganya. Contoh :  Perusahaan percetakan, Perusahaan mebel.

d.      Pemilihan Pola Produksi
Penjualan perusahaan berbeda-beda pada setiap bulannya, oleh karenanya  ada  pilihan untuk melayani penjualan tersebut, meliputi :
1)      Stabilitas Produksi
Dengan cara ini pola produksi ditetapkan stabil dari waktu ke waktu. Fluktuasi penjualan akan ditutup dengan persediaan produk akhir.
2)      Stabilitas persediaan akhir
Jumlah persediaan akhir ditentukan sama dari waktu ke waktu . Fluktuasi penjualan, langsung ditutup oleh produksi penjualan. Oleh karena itu produksi akan berfluktasi sesuai dengan jumlah penjualan.
3)      Produksi dan persediaan akhir tidak stabil
Metode ini mengikuti fluktuasi penjualan, baik dalam produksinya maupun dalam persediaannya , sebab dapa mengurangi fluktuasi penjualan itu sendiri. Di dalam menetapkan pola produksi maka hal itu tergantung volume penjualan perusahaan, disamping itu juga harus dilihat besarnya tambahan biaya (incremental cost) yang timbul pada pemilihan pola produksi.
e.       Faktor-faktor yang mempengaruhi luas produksi
1)      Tersedianya bahan baku
2)      Tersedianya kapasitas mesin
3)      Tersedianya tenaga kerja
4)      Batasan permintaan
5)      Tersedianya factor produksi lainnya
f.       Pengendalian Produksi
1)      Planning
Yaitu untuk menentukan produk apa dan beberapa banyak akan diproduksikan dan direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai saat masuknya bahan-bahan mentah sampai produk selesai dibuat.[6]
2)      Routing
Merupakan urutan penyelesaian pekerjaan dari bahan mentah sampai produk selesai. Dan tujuan Routing adalah untuk memperkecil adanya kesalahan dalam proses produksi.[7]

3)      Scheduling
Yaitu penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai.
4)      Dispatching
Merupakan perintah untuk mulai bekerja kepada para pekerja.
5)      Follow up
Merupakan tindak lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar Routing, Scduling dan Dispatching sesuai rencana serta untuk menghindari kegagalan proses produksi.
Dengan pengendalian produksi diperoleh keuntungan- keuntungan :
1)      membantu tercapainya operasi produksi secara efesien dari  perusahaan.
2)      lebih menyederhanakan prosedur pekerjaan.
3)      mempertinggi modal pekerja karena mereka bekerja secara jelas dengan disertai pengendalian.
4.    Fungsi Akuntansi
a.       Pengertian akuntansi dan fungsinya bagi perusahaan
Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya-mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Setiap sistem utama akuntansi akan melaksanakan lima fungsi utamanya, yaitu :
1)        Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan.
2)        Memproses data menjadi informasi yang berguna pihak manajemen.
3)        Memanajemen data-data yang ada kedalam kelompok-kelompok yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
4)        Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi atau perusahaan terjaga.
5)        Penghasil informasi yang menyediakan informasi yang cukup bagi pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, mengeksekusi perencanaan dan mengkontrol aktivitas.
Dalam merencanakan fungsi akuntansi pada suatu perusahaan harus terlebih dahulu mengidentifikasikan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi. Kemudian perusahaan harus mengetahui informasi apa yang dibutuhkan oleh mereka. Selanjutnya dirancang struktur organisasi dan sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi pemakai tersebut. Rancangan ini dengan memperhatikan sistem pengendalian intern (internal control system) yang memadai. Sistem pengendalian intern ini penting artinya dengan tujuan:
1)      Menjamin terjaganya kekayaan perusahaan.
2)      Menjaga keandalan informasi akuntansi.
3)      Mendorong terciptanya efisiensi.
4)      Memastikan ditaatinya prosedur di dalam perusahaan.
b.      Pihak-pihak yang berkepentingan dalam sistem akuntansi
1)      Investor
Mereka membutuhkan informasi akuntansi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi akuntansi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2)      Karyawan
Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja.
3)      Pemasok atau suplier
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi akuntansi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
4)      Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mangatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
5.    Fungsi Ekonomi
a.    Pengertian Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas, dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Sedangkan perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk meperoleh keuntungan dan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi didalam setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan itu sudah merupakan kegiatan ekonomi, seperti melakukan produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan demikian fungsi ekonomi perusahaan meliputi kegiatan kegiatan yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu :
1)      Melakukan kegiatan produksi
2)      Melakukan kegiatan konsumsi
3)      Melakukan kegiatan distribusi atau pemasaran (marketing).
Ekonomi perusahaan secara umum bisa di definisikan sebagai upaya organisasi produksi yang digunakan cara atau tindakan untuk mengkoordinir segala sumber ekonomi yang ada guna pemenuhan kebutuhan. Tindakan yang diambil dilakukan dan ditempuh untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya.
b.    Tugas pokok ekonomi perusahaan
Ekonomi perusahaan memiliki tugas utama menjelaskan bagaimana ekonomi yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Tugas ini seperti, menganalisa, memonitoring, menyelidiki, dan berbagi tugas lain terkait keberlangsungan perusahaan.
Ekonomi perusahaan wajib menjelaskan segala gambaran  bagaimana perusahaan berjalan.  Bias dikatakan, ekonomi perusahaan jadi pemegang bagi pemegang perusahaan, sebagai pedoman dan kendali penting dalam memimpin jalannya perusahaan yang di inginkan.
c.    Ruang lingkup ekonomi perusahaan
Berdarkan jenis lapangan usaha, ekonomi perusahaan membedakan menjadi tiga kelompok, yaitu industri primer, industri sekunder, dan industri tersier. Industri primer mengelola kekayaan yang bersumber dari alam. Misalnya industri perikanan, pertanian, pertambangan, dan lain-lain. Industri sekunder adalah industri yang menghasilkan barang atau barang jadi atau setengah jadi. Seperti industri motor, pakaian, dan mobil. Sedangkan industri tersier adalah industri yang menghasilkan jasa, misalnya penyewaan, pemberian pinjaman daln lain-lain.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk meperoleh keuntungan dan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Pada dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai “ the buying and selling of goods and service”. Sedangkan perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam pertukaran barang, jasa, atau uang untuk menghasilkan keuntungan.
Berdirinya perusahaan akan menimbulkan kegiatan yang akan dilakukan perusahaan untuk menunjang keberhasilan operasional. Adapun fungsi perusahaan atau lebih umum disebut manajemen perusahaan dibagi menjadi 4, yaitu, fungsi personalia, fungsi pemasaran, fungsi produksi, funsi akuntansi dan fungsi ekonomi.
3.2 Saran
Untuk lebih menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca, kami menyarankan agar lebih mendalami tentang bisnis dan sebuah perusahaan dengan cara banyak melakukan diskusi dengan teman ataupun mencari referensi yang mungkin dapat lebih memahamkan anda semua tentang dunia bisnis dan perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA
Dr. Francis Tantri. 2011. Pengantar Bisnis, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Anonim. 2010. Fungsi Produksi, diakses pada 19 April 2016 Melalui  (http://www.blogspot.com/Fekool_ Pengantar Bisnis - FUNGSI PRODUKSI.html ).
Bayu Pramutako. 2013. Fungsi manajemen pemasaran,diakses pada 19 April 2016 Melalui  (http://shelmi.wordpress.com/2009/07/09/manajemen-sumber-daya-manusia/).
Nur Aqmala. 2015. Perusahaan dan bentuk perusahaan, diakses pada 19 April 2016 Melalui  (http://chalouiss.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-dan-bentuk-perusahaan-atau).






[1] Francis Tantri.  Pengantar Bisnis, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2011), hlm 57.
[2] Ibid, hlm 58.
[4] Meliputi, sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, skill/ keahlian.
[5] http://www.blogspot.com/Fekool_ Pengantar Bisnis - FUNGSI PRODUKSI.html di akses 19 April 2016.
[6] Loc.cit
[7] Loc.cit